J U N I : Bung Karno, Pancasila (dan Saya).

  110 Tahun Bung Karno


"Kita adalah satu bangsa yang menghadapi beberapa challenge sebagai yang sudah sering saya ceritakan kepada mahasiswa-mahasiswa. Tetapi dalam pada menghadapi beberapa challenge itu tadi, tantangan-tantangan, baik tantangan internasional, maupun tantangan nasional, maupun tantangan pribadi. Internasional, kataku, ialah internasional coorporation atau total destruction global social justice atau exploitation de'I'homme pa I'homme nasional tetap setia kepada proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesian 17 Agustus 1945 atau tidak.
Sulit sekali saudara-saudara pemersatuan rakyat Indonesia itu jikalau tidak didasarkan atas Pancasila. Tadi telah dikatakan oleh saudara Muh. Yamin, alangkah banyak macam agama di sini, alangkah banyak macam aliran pikiran di sini, alangkah banyak macam golongan di sini, alangkah banyak macam suku di sini, bagaimana mempersatukan akiran-aliran, suku-suku, agama-agama dan lain-lain sebagaimana itu jikalau tidak diberi satu dasar yang mereka bersama-sama bisa berpijak diatasnya, dan itulah saudara-saudara: Pancasila."
          Bung - Karno Pidato Hari Pancasila, tahun 1950







"Bapakku Sayang,,"

"Setiap kali bulan Juni tiba, setiap kali itu pula dadaku bergolak serasa akan meledak karena banyak hal yang tak dapat kulupakan. Bulan Juni Bapak lahir ke dunia dan bulan Juni pula Bapak dipanggil oleh Yang Mahapencipta, yang membuat aku, anak kandung yang sangat mencintaimu harus berpisah secara fisik
Fisik memang harus berpisah karena merupakan qodrat-Nya, tetapi tidak berarti jasad harus berpisah dengan segala-galanya karena aku mersa jiwa Bapak tetap berada dalam sanubariku dan segala yang pernah Bapak ajarkan kepadaku, termasuk segala petuahmu, tetap tersimpan dengan baik dalam ingatanku dan senantiasa ku jawantahkan dalam kehidupanku sehari-hari
Aku sangatlah bangga punya bapak sepertimu. Bagiku, engkau luar biasa, engkau ayah yang sangat memberi perhatian kepadaku, membesarkanku dengan penuh kehangatan, memberiku pendidikan yang  baik, membekaliku dengan pandangan-pandangan hidup dengan sifat-sifat keteladanan nan bijak bestari, engkau senantiasa memberiku wejangan-wejangan bermanfaat seraya menebarkan kasih sayang, meski kutahu kesibukan memimpin negara besar, Indonesia, cukup menyita waktumu."
         100 Tahun Bung Karno
         Guruh Sukarno Putra, 2001

Seperti yang telah diperingati bangsa ini,, 1 Juni 1945 adalah Hari Lahirnya Pancasila yang telah digagas oleh Bung Karno, sebagai penggali dan pencetus bersama Muh. Yamin dan Supomo. Kemudian Pada tanggal 6 Juni 1901 adalah lahirnya Sang Proklamator, di Surabaya, Jawa Timur dan berpulang ke Rahmatullah pada Umur 69 tahun pada tanggal 21 Juni 1970.


Pada bulan Juni pula, saya dilahirkan ke dunia,, dan setiap bulan Juni tiba,, selalu muncul dalam benak ini,, apa yang telah saya lakukan selama satu tahun terakhir, seiring bertambahnya usia. Selalu saya panjatkan kepadaNya bahwa saya bersyukur untuk segala sesuatu yang telah Ia berikan, hingga hal yang terkecil, atas nafas yang masih berhembus dalam tubuh ini, atas kesempatan yang masih diberikan untuk bisa hidup di atas bumi ini dan karena saat ini saya masih dapat merangkai tulisan ini dengan tangan saya sendiri.


Tulisan singkat ini (review lebih tepatnya) saya buat untuk memperingati Hari Lahirnya Pancasila, Hari Lahirnya 110 Tahun Bung Karno pada Juni 2011 ini, berpulangnya beliau dan saat menjelang hari kelahiran saya di usia yang sama dengan tanggalnya, untuk merenung dalam lebih memahami diri sendiri, tetap semangat menjadi valuable person dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan sebagai makhluk yang tak pernah sempurna tapi selalu bisa mendekati sempurna, Insya Allah.


Dan bahkan ketika rasa Nasionalisme seseorang terdengar bullshit, mengingat banyaknya fenomena pelanggaran terhadap janji atas kenegaraan, ada satu hal yang tak boleh mati: kebersamaan. Karena sungguh,, kita tak perlu menunggu kehilangan segala sesuatunya yang telah ada di tanah air, hingga barulah kita menyadari bahwa semuanya itu adalah yang telah diberikan olehNya pada kita, di sini, di tanah ini, di tanah yang katanya masuk kategori 10 negara terkorupsi di dunia. Tapi itukah yang harus selalu kita ingat? tak adakah hal indah lain yang bisa kita syukuri atasnya? Toh pada kenyataanyaa, orang Indonesia masih memuji keindahan Tuhan yang ada di dalamnya, betapa seorang traveller memuji Raja Ampat, betapa seorang backpacker menikmati perjalanannya ke Gili Trawangan, Semua pantai di Pulau Bangka, Budayanya Toraja, penasarannya orang Indonesia pada Pulau Komodo yang dinominasikan jadi Tujuh Keajaiban Dunia setelah Candi Borobudur tidak lagi, dan betapa turis internasional menanyakan "Bali itu sebelah mana Indonesia?", memandang Bali sebagai the other Hawaii dan begitu khidmatnya seorang Julia Robert shooting film disana untuk part "Love"nya. Dari semua masalah yang ada di negeri ini, yang saya tau Indonesia itu I N D A H.

Sungguh saya, anda, dan kita semua orang Indonesia haruslah sepenuhnya menyadari, apapun kondisi negara ini sekarang, kita berpijak pada tanah yang telah merdeka, how we have good condition here, to live in present days, grateful to be an Indonesian,  menjadi sebuah negara yang seutuhnya yang diakui dunia dan semua ini tidak akan terwujud tanpa seorang Soekarno, Bapak Proklamasi, Bapak Revolusioner dan Bapak bagi putra-putrinya, yang saya kagumi. Perjuangan beliau  sebagai penggagas Pancasila, konsepsi yang menyeluruh, fundamental dan Special Ideology di mata Internasional, telah mengantarkan kita semua hingga pada saat ini,  menuju Indonesia Raya




Special thanks for Mama and Ayah,,,
Thanks for threat me ...undescribe grateful...
4 Responses
  1. bang tierta Says:

    widihhhhh,,,tapi ko dikit tentang adenya ;)


  2. doubletea Says:

    kan belum seleseii iyh,, ini mau dilanjut,, jangan dulu komen iihh,,hahah xD


  3. doubletea Says:

    adeee,,udah diupload tuh video simfoni raya by Sherina nya :)


  4. doubletea Says:

    Thaannkkss yaahh abaanngggquuwh ;))